Hari Ini, Kotak Mootalk yang Pertama

What will happen 21th February 2022?

Monika
3 min readMar 2, 2022

Lapangan sekolah sewaktu ingin digunakan, suhunya menjadi naik ya? Padahal saat saya berhenti di samping pintu gerbang guna mengikat tali hitam panjang, yang sangat bisa dipastikan dapat berkontribusi membuat saya jatuh, saya masih merasakan sedikit gerimis di bahu dan kepala saya.

Namun, cuaca sangat mendukung teman-teman saya untuk mengucapkan banyak lagi keluhannya. Pikiran saya rasanya ingin ikut mengeluh, “Makin kalian diem, makin cepet selesainyaaa!

Padahal kalau di buat hujan, acara tersebut pasti dibatalkan. Sekali lagi cuaca sangat memberi banyak dukungan. Mungkin lebih patut disebut mengamalkan nilai Pancasila, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia"

Sudut disini terlalu banyak terpapar dampak dari cuaca hari ini, sedangkan, pidato yang dibacakan salah satu manusia pemeran ekspektasi warga sekolah, masih belum dihentikan juga. Sejujurnya, topik dari pidato tersebut tetap sama saja setiap tahunnya.

Saya, mereka, yang tadinya terbagi menjadi presensi kecil dan besar, kali ini berbagi di satu ruangan dengan waktu yang sama. Mengawali panas pagi ini, dengan sama-sama mengibaskan dasi hitam yang dirubah fungsi menjadi kipas kecil yang jujur tidak terlalu berguna.

Saya berfikir cukup kemarin saja, kita satu angkatan sibuk saling bersosialisasi, basa basi, saling menanyai, mengenai “Kamu udah ada kemeja putih?. Kamu punya rok/celana item sekalian dasinya ngga?” Setelah menerima jawaban, ternyata kebanyakan dari mereka meminjam.

Daripada fokus mengenai kegiatan apa saja yang akan angkatan tahun ini lakukan untuk Ujian Praktek. Saya lebih memilih menatap daun hijau demi menetralisir rasa pusing, sembari mencari cari jawaban atas pertanyaan klasik di otak saya.

Perempuan dan laki-laki, benar benar tidak bisa hanya berteman?

Banyak yang bilang atau mungkin bertanya hal tersebut kepada saya. Tidak tau, jika saya lihat diseputaran pertemanan saya, tidak ada yang seperti itu. Entah dalam hal ini maksud saya adalah “Mereka bisa dibilang berteman" Atau “Mereka terlalu akrab untuk dapat disisipkan perasaan” Saya kesulitan membacanya.

Dari daun hijau hingga daun coklat yang terbawa di baju seseorang. Oh, he’s my new classmate, saya biasanya memanggil dia Awan. Tebak, saya ambil atau tidak daun coklat itu? Ragu, saya ingin pasalnya Awan hanya berjarak tiga langkah dari saya. Mengambil daun bukan hal yang harus mengumpulkan banyak effort.

Kalian jangan terlalu pede, dengan bilang “Kanvas ku dengan satu warna yang aku suka aja udah cantik. Warna perasaan sekolah ngga usah ikutan nyoret sana sini"”

Berisik, pidatonya tetap belum terhenti. Ah, saya menggeleng. Tidak jadi saja, saya tidak pernah berada di dalam satu percakapan sama dia. Gengsi atau mungkin keberanian saya tidak cukup untuk hanya mengatakan “Permisi".

Herannya, tetap saya tilik, harap daunnya akan jatuh sendiri atau sudah diambil orang lain.

Ingat, presensi kalian sekarang tergabung lagi, saya harap perasaan yang ditahan dapat ikut tergabung dalam seminggu ini"

Satu, dua, tiga … kok masih tetap ditempatnya? Nyerah deh, saya harap nekatnya saya ini bisa berakhir baik hari ini, cuma ambil daun ‘kan?

Permisi, Awan?. Ada daun, sebentar" Bisik bisik, saya gugup soalnya. Ambil aja pelan pelan, insyaAllah ngga terganggu.

Oh, makasih ya … Mon" Senyumnya diakhir itu lucu ya, senyumnya lugu. Ulat di perut saya mungkin sudah menjadi kepompong dan sekarang, diwaktu yang tidak tepat, kupu-kupu ramai beterbangan.

Semoga kanvas mu diberi warna warni yang tidak akan pudar disini. Oleh perasaan pertemanan, yang juga semoga tidak jadi sementara ini.

Dengan itu, pidato selesai. Riuh tepuk tangan dan pekikan senang mereka yang pengang, karena terlalu lama mendengar pidato hanya terdengar sayup. Dan diwaktu itu saya sadar, bahwa pertanyaan mengenai “Perempuan dan laki-laki, memang tidak bisa hanya berteman?” bagi saya adalah sebuah pertanyaan retoris.

--

--

Monika
Monika

Written by Monika

I’m curious how that came together as a concept, as it involves many different senses: sound, light, scent, touch. Was that on purpose?‌

No responses yet